Lanjutan dari post sebelumnya tentang tips memotret festival gandrung sewu di Banyuwangi, di artikel ini kita lanjutkan mbahas spot fotografi lain nggak jauh dari kota Banyuwangi. Namanya Hutan De Djawatan.
Hutan De Djawatan ini isinya pohon2 trembesi yg sudah berumur 100an tahun lebih. Selain itu, ada sejenis paku2an yg bersimbiosis di dahan2 trembesi, membuat hutan jadi nampak lebih hijau dan lebih fotogenik.
Lokasinya di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Sekitar 30an km ke selatannya Banyuwangi, kira2 perjalanan kesana nggak sampek sejam dari kota. Rasanya nggak perlu dibahas lebih detail tentang rute menuju hutan ini, cukup klik aja peta di bawah ini, nanti rute kesana akan dipandu google maps. Atau waze. Atau aplikasi apapun favoritmu lah.
Cuman yg perlu diperhatikan, kalo sudah dekat lokasi, harap lebih awas mengamati gang2 kecil di pinggiran jalan raya. Karena plang penunjuk jalan di pintu masuk hutan ini cukup kecil dan nampak seperti gang masuk ke pemukinan penduduk lokal aja. Kalo jalan kesana mbawa kendaraan sendiri ada potensi kelewatan, tau2 disuruh make a u turn sama navigatornya aplikasi peta.
Bekas Lahan Penyimpanan Kayu
Dulu, areal lahan 6 hektar ini pernah dimanfaatkan sebagai tempat pengelolaan kereta api. Selain itu juga pernah dimanfaatkan sebagai tempat penimbunan kayu (TPK) hasil hutan. Kemudian di wilayah selatan dibuka dua buah tempat penimbunan kayu baru: TPK Gaul di desa Grajagan kecamatan Purwoharjo dan TPK Ringintelu di desa Ringintelu kecamatan Bangorejo. Kemudian Perhutani mengelola kawasan itu dan menggarapnya jadi hutan wisata, diberi nama De Djawatan.
Tips Memotret hutan De Djawatan Banyuwangi
Hal pertama yg perlu diperhatikan adalah kapan momen terbaik untuk memotret. Kalo kita coba googling “de djawatan”, kita akan dapet info popular times kayak gini:
Jadi silakan dipilih, kalo mau motret aktivitas orang2 disana ya datang hari minggu. Tapi kalo mau motret alamnya, datango senin pagi ae, ketika orang2 kantoran sibuk meeting, haha.
Selain itu perlu diperhatikan juga jam bukanya, 07:00-17:00. Rasanya kalo bisa datang pagi lebih baik. Karena kalo masih adem mungkin bisa dapet embun dan ROL di antara dahan2 pohon trembesi. Lebih baik datang kepagian dan nunggu jam buka daripada datang kesiangan. Tapi kalo nggak bisa, foto2an disana sore hari juga bagus.
Tips berikutnya setelah datang untuk memotret di hutan De Djawatan adalah jangan jorok dan merusak. Kalo ada sampah, ya tolong buang sampahnya di tempat sampah. Jangan sampek foto nature yg ijo seger ada bocor kantong plastik bungkus kripik kentang.
Selain itu, juga jangan pernah memetik tanaman apapun atau mematahkan dahan pohon demi foto yg bagus. Atau diambil buat bawa pulang souvenir. Pokoke jangan.
Tips ketiga memotret di hutan ini adalah pastikan dulu batere kamera sudah dicas penuh. Dan memory card sudah dikosongkan. Ya karena tempat ini sangat fotogenik, kamu bisa seharian nongkrong di dalem hutan ini dan membuat banyak foto dg arah cahaya matahari yg berbeda. Apabila tersedia, boleh lah bawa batere cadangan, dan memory card extra – terutama kalo kamu lebih suka RAW daripada JPEG.
Catatan: dengan pertimbangan keamanan, bawa 4 keping memory 16GB lebih baik daripada bawa 1 keping memory 64GB.
Apa Saja Yang Bagus Dipotret?
Ini tergantung preferensi masing2 fotografer sih. Kalo suka fotografi landscape, ini tempatnya! Boleh bawa lensa wide, kalo perlu tripod. Hutan ini bagus banget. Boleh ditambah juga sangu filter circular polarizer untuk warna yg sedikit lebih cantik.
Tapi perlu diperhatikan tips pertama di atas, kalo mau moto landscape di De Djawatan, sebaiknya tau kapan hutan ini nggak ‘bocor’.
Selain itu, hutan ini bisa juga menarik buat yg suka foto candid atau street photographer. Silakan datang pas weekend, sabtu/minggu, terutama sore setelah ashar. Hutan ini akan rame, penuh turis. Ketika weekend juga biasanya ada pertunjukan live music, ada banyak aktivitas2 wisata seperti rental ATV, delman, dan aktivitas melukis untuk anak2.
Ya, itu semua akan nampak bagus di instagram atau social media lainnya. Tapi saya mau menambahkan satu tips lagi yg potensial menghasilkan dollar: mumpung ke hutan, sempatkan juga ngambil gambar close up atau detail2 semacam ini.
Dengan sejumlah keywords yg cukup baik, foto2 semacam ini bisa dijual di lapak2 microstock semacam shutterstock, eyeem, atau getty images.
Kalo kamu gimana, sudah pernah berkunjung ke hutan De Djawatan? Boleh dong share pengalaman di form komentar di bawah, atau nambah tips juga boleh. Makasih.
Rindang banget pepohonannyaaa
Rindang banget, dan sangat bagus buat foto2an.
wah ada gambar LOL, kesukaan keponakan ku tuh 😀
Eh, ada gambar LOL gimana maksudnya ya?
8hii67