Eh iya, lupa kalo punya blog, tidur sejak desember tahun lalu hehe. Anyway, sejak desember itu saya njajal join uber.
Uber, termasuk teman2nya gojek dan grab, sekarang sudah jadi solusi transportasi paling masuk akal di pasaran. Pertama, kendaraan mereka lebih nyaman karena milik pribadi, lebih terawat. Kemudian lebih aman, karena identitas kendaraan dan pengemudi sudah ketahuan sejak sebelum perjalanan. Bisa dicancel juga kalo ada apa2, kalo beneran ada apa2 pun report dan tracingnya gampang. Tambah lagi wes nggak jamannya lagi supir nakal mbawa penumpang jalan muter2 keliling kota buat nambah2 argo. Karena rute optimal dan kalkulasi tarifnya sudah ketahuan sejak awal.
Tapi ya tentu saja beredarnya armada uber gojek dan grab di jalanan bikin pasar taxi konvensional kesenggol. Share mereka turun karena penumpang milih transportasi yg lebih murah. Setiap ada perubahan, friksi pasti terjadi, tapi situasi pasar nanti pasti akan kembali ke keseimbangan. Seperti dulu muncul koran online, ternyata sekarang koran kertas (yg mau beradaptasi) juga masih hidup. Pada dasarnya perkembangan teknologi nggak bisa dicegah, cuman diadaptasi saja. Peran pejabat legislatif sebenarnya yg ditunggu untuk bikin regulasi yg adil.
Jadi, ada pengalaman menarik apa selama nyopir uber? Banyaaak…
Salah satu pengalaman yg terjadi di awal2 join uber, menjelang musim liburan akhir tahun lalu. Ada penumpang dua orang mbak2 baby sitter gitu, dijemput di sekolahan play group untuk balita, minta diantar jalan2 ke toko henfon, mau beli android keluaran paling baru paling mahal paling mutakhir. Selama di perjalanan, obrolan mbak2 suster ini tentang feature2 henfon yg pingin dibeli, daaan… rencana liburan akhir tahun mereka: tour ke thailand! Baliknya ke indonesia mampir malaysia dan singapore!
Waks, luar biasa profesi baby sitter jaman sekarang.
Dari bersosialisasi di komunitas driver uber juga banyak cerita2 garing dan ganjil dari teman2 driver. Ada yg dijebak order fiktif dari supir taxi bandara, ada yg ditraktir makan enak sama penumpangnya, bahkan ada cerita nganter penumpang hantu, hiiyyy!
Lebih banyak lagi cerita2 uber dishare via twitter @dramauber_id, silakan follow.
Airport, stasiun kereta, dan terminal bus adalah tempat berbahaya buat taxi online. Sejak awal join, brefing dari para senior adalah jangan pernah ngambil penumpang dari tempat2 itu. Bahaya! Transportasi dari airport dikuasai koperasi taxinya angkatan laut. Ada juga sih taxi gelap yg membeli priviledge untuk beroperasi disana dg sejumlah upeti pd oknum. Kalo ada mobil uber njemput penumpang dari sana? Wah itu ban bisa gembos 4 4 nya, spion bisa pecah, tangki bensin bisa terkuras, bahkan supirnya bisa babak belur jadi sansak tinju.
Jadi ya pada dasarnya kalo mobil2 uber yg pemain baru di dunia transportasi airport tau diri nggak nyerobot pasarnya pemain lawas, no problem. Lha terus apa ada trik rahasia untuk nyari rejeki di airport tanpa terkesan nyerobot pasarnya senior? Ada. Tapi kalo ditulis disini lak nggak jadi rahasia lagi.
Namanya kerja di jalanan, banyak risiko yg dihadapi. Makanya keselamatan selalu jadi pertimbangan utama. Belum lama ini ada berita pembunuhan pengemudi grab di kawasan kenjeran, surabaya. Itu lah salah satu pertimbangan pentingnya bersosialisasi dg komunitas driver taxi online, bisa saling jaga. Kalo salah seorang dapet trouble misalnya mogok karena aki soak, langsung kasih kabar ke group, nggak lama kemudian ada teman datang mbawa jumper.
Sayang, sekarang sudah nggak bisa keluyuran dan dibayar lagi. Bulan maret ini mobil saya toyota yaris suspended, nggak boleh beroperasi di surabaya. Entah uber punya pertimbangan apa di sistemnya yg memblokir toyota yaris dan honda jazz, tapi memperbolehkan suzuki swift beroperasi.
Apa kamu juga pernah nyupir taxi online? Atau punya pengalaman seru/hore pas jadi penumpangnya? Boleh dong bagi2 cerita di komen bawah sini… 😉
salfok sama baby sitter-nya….